Seme Island – Three – The Youngest Brother – Initial.

Perburuan telah dimulai, satu diantara lima bersaudara Kim sudah berhasil dibawa pergi oleh salah seorang putra penguasa Seme Island. Kim Kibum, terlah berhasil dibawa Siwon ke dalam istana mereka dan dijadikan permainsurinya tanpa namja cantik itu ketahui tentunya.

Kini tinggallah empat keturunan keluarga Kim yang masih tersisa. Keempatnya masih terpisah dan tak tahu mereka tengah berada di pulau bagian mana. Mereka berempat masih dalam pengawasan para seme mereka yang sejak tadi sudah menanti dengan tak sabar ingin menjadikan mereka sebagai istri dan Eomma dari calon anak-anak mereka kelak.

_o0o_

Saat ini aku beserta keempat saudaraku tengah berkumpul diruangan khusus yang ada dalam istana besar kami tentunya. Kami sedang membicarakan penculikan yang akan kami lakukan hari ini. kami akan menculik para uke-uke cantik yang tengah terdampar dipulau kami ini.

Hari ini tepat seminggu para uke-uke itu mendaratkan kapal mereka dipulau kami. Dan tepat seminggu pula tumbuh organ baru dalam tubuh mereka. Kini walaupun mereka berlima seorang namja tapi mereka memiliki rahim yang nantinya akan digunakan untuk mengandung darah daging dan penerus kami berlima.

“Hyung, apa kita sudah bisa bergerak sekarang?” Tanya Siwon hyung pada Yunho hyung.

Siwon hyung adalah kakakku yang lebih tua beberapa hari dariku, sedangkan Yunho hyung adalah hyung tertua disini, perbedaan usia kami hanya terpaut beberapa hari. Yunho hyung dan Hangeng hyung dilahirkan dari ibu yang sama, usia mereka hanya berbeda beberapa jam karena keduanya tak lain adalah anak kembar.

Setelah kelahiran Yunho hyung dan Hangeng hyung, lahirlah Siwon hyung lima hari kemudian dari ibu yang berbeda lalu disusul olehku seminggu setelahnya dengan ibu yang berbeda pula dan terakhir adalah kelahiran Onew, tiga hari setelah kelahiranku. Kami semua memiliki satu appa dan berbeda Eomma kecuali Yunho dan Hangeng hyung.

“Ya, kita bergerak sekarang.” kata Yunho hyung yang lalu pergi meninggalkan ruangan ini disusul Hangeng dan Siwon hyung lalu aku, dan kemudian disusul oleh dongsaeng-ku Onew.

Kami berlima pergi meghilang bersama angin menuju ketempat dimana para calon istri kami berada. Aku dan keempat saudaraku singgah di atas dahan-dahan pohon yang menjulang tinggi. Dan dibawah pohon sana, lima namja cantik tengah bermain asik dipingir sungai tanpa merasa kalau ada bahaya besar yang sedang mengintai mereka.

Aku melirik ketiga hyung dan dongsaeng-ku, mereka ternyata sedang asik memandangi namja yang sebelumnya sudah mereka tandai. Aku pun mengikuti arah pandangan mereka, dan disanalah namja cantik yang aku pilih. Ia tengah bercengkrama dengan sangat riang bersama dengan keempat hyung-nya. Dia tak menyadari keberadaanku dan juga hyung serta dongsaeng-ku yang sejak tadi menatap mereka dari atas sini.

Aku terus menatap namja cantikku yang kuketahui bernama Henry itu. Ia merupakan anak terakhir dari keluarga bangsawan Kim. Namun dia adalah anak dari istri kedua karena itu nama marganya bukan Kim melainkan Lau seperti nama marga ibunya. Walaupun ia anak dari istri kedua, keempat hyung-nya sangat mencintai dan memanjakannya. Mereka berlima sangat akrab karena mereka berlima merupakan saudara seayah.

Aku berhenti menatap namja cantikku itu, kini aku tengah fokus menatap Yunho hyung yang tengah memberikan instruksi kepada kami berempat para dongsaeng-nya. Kami saling berbicara melalui tetepati hingga tak akan ada orang yang akan mengetahui pembicaraan kami kecuali kami sendiri.

Yunho hyung menyuruh kami berempat untuk segera menghipnotis para calon istri kami masing-masing dan membawanya pergi berpencar agar nanti mereka tak bisa saling tolong-menolong. Setelah mengatakan semua perintahnya Yunho hyung pun mulai memberikan mantra sihir pada pasangan pilihnya yang langsung diikuti oleh kedua hyung-ku yang lain.

Karena tak mau kalah gerak aku pun segera mengeluarkan mantara sihirku yang ku berikan pada Henry. Begitu juga dengan Onew yang berada tak jauh dari tempatku berada. Tak lama mantra sihirku mulai mempengaruhi akal sehat Henry. Ia mulai berjalan memasuki hutan yang rimbun dengan tak sadarkan diri, ia ada dalam pengaruh sihirku tentunya.

Aku membawanya pergi menjauh dari keempat hyung-nya agar nanti tak akan ada orang yang bisa menolongnya. Kalau dipikir-pikir memangnya siapa yang akan menolongnya? Keempat hyung-nya itu? Kalau mereka bisa. Aku yakin mereka tak akan bisa lepas begitu saja dari gengaman saudara-saudaraku.

Ku rasa aku sudah cukup jauh membawanya masuk ke dalam hutan yang sedikit gelap karena rimbunya batang pepohonan yang tumbuh subur dan menjulang tinggi. Hingga membuat dahan-dahan mereka yang sangat lebat itu menghalangi jalan masuknya cahaya matahari.

Aku menghilangkan efek dari sihirku pada tubuh dan pikiran Henry. Saat terlepas dari pengaruh sihirku ia langsung tak sadarkan diri dan pingsan begitu saja di rimbunan dedaunan kering. Aku membiarkannya tetap seperti itu.

Aku masih cukup sadar menunggunya sampai ia terbangun. Tak seperti Siwon hyung yang sudah membawa calon istrinya yang ku ketahui bernama Kibum itu ke istana kami. Padahal namja cantiknya itu tengah pingsan kerena bisa ular yang mulai menjalar disekujur tubuhnya. Dan aku mengetahui dengan sangat yakin apa yang akan ia lakukan pada calon istrinya itu. Pasti ia akan langsung menandai dan menikahi namja cantik itu walau pun ia masih tak sadarkan diri.

Aku masih diam berdiri di dahan pohon yang cukup tinggi sambil manatap tajam ke bawah sana. Menatap tajam namja cantikku yang tak kunjung sadar. Namun aku mulai tersenyum simpul saat melihat gerakan-gerakan pelan dari tangannya. Sepertinya ia sadar.

_o0o_

Aku sedikit kaget saat mengetahui kalau ternyata aku tengah tertidur di tengah hutan seperti saat ini. Aku benar-benar tak mengingat bagaimana aku bisa sampai ada disini.

“Ugh…” Erangku pelan sambil memegangi kepalaku yang sedikit pusing.

Aku mengedarkan pandanganku, menatap kesekelilingku, tempat yang tak kuketahui dan tak pernah kudatangi sebelumnya membuatku berbikir keras dan terheran-heran.

Kini aku tengah berada dipinggir sungai yang airnya mengalir dengan perlahan. Aku masih berada dipinggir sungai, tapi ini bukanlah tempat yang sama dengan tempat terakhir kali kuingat.

Tempat ini terasa lebih menakutkan dan sedikit gelap padahal hari masih bisa dibilang siang, belum sore ataupun malam. Aku tak mendapati siapa pun disini kecuali aku seorang diri ditemani suara-suara mengerikan dari binatang-binatang liar yang sedari tadi ku dengar.

Dengan perlahan aku berdiri dari posisi dudukku tadi. Kembali ku pandangi sekelilingku dengan rasa takut yang sangat besar. Aku takut kalau-kalau saja ada binatang buas seperti harimau yang tiba-tiba datang dan menerkamku. Pikiran-pikiran negatif terus berputar-putar dikepalaku hingga aku benar-benar sadar kalau aku tak bisa mendapati keberadaan saudaraku dimana pun.

Hey.. dimana keempat hyung-ku berada? Kenapa aku hanya sendirian saja di tempat semenakutkan ini, pikirku sambil terus menatap sekelilingku takut-takut kalau benar-benar akan ada binatang buas yang ingin menerkamku.

“Jaejoong hyung!” Panggilku pada hyung tertuaku yang sangat keibuan.

“Heechul hyung!” Panggilku pada hyung-ku yang tak pernah mau diam.

“Kibum hyung!” Panggilku pada hyung-ku yang sangat pendiam namun paling ku sayangi.

“Key hyung!” Panggilku pada hyung-ku yang usianya hanya terpaut setahun dariku.

“Hyung, kalian dimana?” Terikku semakin ketakutan.

Kenapa tak ada tanda-tanda mereka berempat. Kenapa aku hanya sendirian disini. Apa mereka sengaja meninggalkanku? Tapi dengan alasan apa, setahuku meraka sangat sayang dan mencintakku sebagai adik mereka.

Pasti sedang ada yang terjadi saat ini hingga membuat kami berlima terpisah. Tapi apa yang sedang terjadi? Tak terasa dengan perlahan setetes demi tetetes air mata mulai turun membasahi kedua pipiku. Aku juga tak tahu kenapa aku tiba-tiba menangis, padahal aku ini seorang namja. Bukankan seorang namja itu pantang untuk menangis. Mungkin aku terlalu takut hingga membuatku seperti ini.

Perlahan kuusap air mata yang membanjiri pipiku dengan punggung tanganku sendiri. Aku berjalan pelan kearah tepi sungai. Aku ingin melihat wajah lucuku sendiri saat sedang menangis. Sesampainya dipinggir sungai bias kulihat pantulan bayanganku sendiri yang sedikit tak jelas karena air sungai itu mengalir.

Namun baru beberapa saat aku berada disana, air sungai itu tiba-tiba saja berubah dan menampilkan bayangan-banyangan keempat hyung-ku yang sedang diikuti oleh empat orang namja yang aku pun tak tahu mereka siapa. Keempat namja itu tengah berada di atas dahan pohon sambil mengintai keempat hyung-ku.

Entah mengapa aku mulai panik sendiri. Dengan perlahan aku berjalan mundur menjauhi sungai. Tapi tak lama aku kembali melangkahkan kakiku dengan perlahan mendekati sungai kembali, disana aku bisa melihat kilasan gambar-gambar hyung-ku yang terputar ulang berkali-kali bagaikan kaset yang rusak di atas permukaan air. Siapa sebenadnya namjanamja yang tengah mengintai saudaraku? Pikirku dengan perasaan takut dan khawatir.

“Hei!” Sebeuah suara mengagetkanku.

Suara itu berasal dari arah belakangku. Dengan perlahan kupalingkan wajahku kebelakang mencoba menatap kearah datangnya suara tadi.

“Huwa!” Teriakku kaget saat melihat seorang namja yang menurutku sangat tampan ada dibelakang tubuhku.

Tubuhnya dan tubuhku tadi hanya berjarak tiga puluh sentimeter saja yang membuatku jadi berteriak terkejut. Aku yang mendadak berteriak dan mundur kebelakang menjauhi namja yang tak kukenal ini hampir saja jatuh ke dalam sungai.

“Hei! Hati-hati, cantik. Kau hampir saja masuk ke dalam sana.” Kata namja tampan ini sambil melirik ke arah sungai yang berada dibelakangku.

Kini jarak antara aku dan dia hampir tak ada karena sejak aku berteriak dan hampir terjatuh tadi dia langsung menangkapku dan memeluk tubuhku dengan sangat erat. Tubuhnya terasa hangat dan wangi, begitu nyaman.

Blush!

Wajahku sekarang pasti sudah sangat memerah karena malu di tambah terpesona dengan ketampanan namja yang sedang memelukku dengan sangat erat ini dan juga ucapan cantiknya tadi padaku. Wajahku kini terbenam di dada bidangnya. Dia terus memeluk dan tak mau melepaskanku dari dekapannya. Apa dia tak sadar dengan posisi kami yang jangal ini? Kenapa tampaknya dia santai-santai saja dengan posisi kami saat ini.

“Kau kenapa? Wajahmu memerah begitu.” Katanya sambil menatap wajahku yang sudah semerah kepiting rebus siap santap.

Aish, malunya aku. Dia tahu kalau wajahku memerah sekarang. Dan pasti dia juga tahu kalau aku sedang sangat malu saat ini.

“Ehem, itu… bisa lepaskan pelukannya tidak?” Kataku pelan dengan wajah yang masih sangat merah. Dan dia pun melepaskan pelukannya pada tubuhku dengan perlahan, “Ka-kau siapa?” Tanyaku takut-takut. Namja tampan itu pergi mendekati sungai yang masih menampakkan sosok keempat hyung-ku.

_o0o_

“Mereka berempat saudaramu bukan?” Tanya Zhoumi pada Henry.

Henry sedikit membulatkan matanya saat mendengar pertanyaan yang lebih terkesan pernyataan yang dikeluarkan Zhoumi tadi.

“Ia, mereka berempat hyung-ku.” Balas Henry sedikit gemeteran. “Ke-kenapa kau bisa tahu?” Tanya Henry balik.

Namja itu tersenyum dengan senyuman yang menurut Henry manis membuat siapa saja yang memandangnya pasti bisa langsung meleleh seperti eskrim yang tak segera dimakan.

“Aku tahu karena keempat namja yang sedang mengawasi gerak-gerik keempat hyung-mu itu adalah saudaraku.” Kata Zhoumi membuat Henry terkejut.

Perlahan Henry mulai merasa ketakutan apa lagi sejak tahu kalau namja yang ada di depannya saat ini merupakan salah satu dari namjanamja yang sedang mengintai saudaranya.

“Ka-kau salah satu dari mereka?” Tanya Henry takut, dia masih diam tak bergeming dari posisi awalnya. Zhoumi mengangguk dan memberi senyuman yang sulit diartikan pada Henry, “A-apa yang sebenarnya kau inginkan?” Tanya Henry lagi.

“Yang aku inginkan? Tentu saja menjadikanmu milikku.” Kata Zhoumi santai.

Zhoumi berjalan dengan perlahan mendekati Henry dan dengan perlahan pula Henry melangkah mundur menjauhi Zhoumi yang terus mendekatinya.

“Yak! Berhenti disitu! Jangan mendekat!” Seru Henry ketakutan namun Zhoumi terus saja berjalan mendekatinya.

Henry yang sudah ketakutan langsung pergi berlari menjauhi Zhoumi. Zhoumi tersenyum sinis melihat Henry yang berlari menjauh. Dengan perlahan ia mulai menghilang bersama angin.

Henry terus berlari dan sesekali ia menoleh kebelakang melihat apakah Zhoumi masih mengejarnya atau tidak. Ia mulai bisa bernafas lega saat ia tak melihat tanda-tanda Zhoumi mengikutinya. Ia berhenti sejenak sambil bersandar di batang pohon yang cukup besar. Ia berusaha mengisi rongga-rongga paru-parunya dengan udara sebelum ia kembali berlari. Merasa sudah cukup untuk beristirahat, Henry mulai berlari lagi.

Namun, baru juga Henry melangkahkan kakinya beberapa langkah tubuhnya serasa terdorong kebelakang dengan cepat. Henry mengeluh pelan saat merasakan punggungnya terasa sakit saat menghantam batang pohon yang ada dibelankangnya dengan cukup keras.

“Ugh, sakit sekali.” Keluh Henry pelan dengan mata yang sedikit terpejam.

Saat ia membuka matanya, Henry cukup terkejut melihat Zhoumi sudah berada di depannya. Kini posisi mereka saling berhadapan. Zhoumi menghimpit tubuh Henry diantara batang pohon dan tubuhnya.

“Ka-kau, apa maumu sebenarnya?” Tanya Henry takut dan berusaha melepaskan dirinya dari himpitan Zhoumi.

“Aku mau kau jadi istriku dan melahirkan anak-anakku.” Balas Zhoumi di telinga Henry.

Henry membelalakan matanya saat mendengar kata-kata Zhoumi yang menurutnya sangat tak masuk akal dan tidak sopan tadi.

“Yak! Kau jangan gila ya, aku ini namja jadi mana mungkin aku bisa mengandung anakmu.” Balas Henry emosi.

“Oh ya, bagaimana kalau kita buktikan kau bisa hamil anakku atau tidak.” Ucap Zhoumi santai.

Henry memandang Zhoumi dengan heran, ia masih tak mengerti dengan kata-kata Zhoumi itu sampai Zhoumi mulai melumat bibirnya dengan kasar.

“Hmm… hmn…” Zhoumi terus melumat bibir Henry dengan liar.

Henry tak bisa melakukan perlawanan karena Zhoumi mengengam erat kedua tangannya dan menghimpit tubuhnya diantara batang pohon.

“Bagaimana kau mau menjadi istriku?” Tanya Zhoumi pada Henry saat bibir medeka tak lagi menempel satu sama lain.

“AKU TAK MAU DAN TAK AKAN PERNAH MAU!” Teriak Henry histeris.

Ia masih sedikit shock mendapat perlakuan tiba-tiba dari namja yang bahkan belum ia kenal sama sekali.

“MENYINGKIR DARIKU DAN PERGI JAUH-JAUH JANGAN DEKATI AKU!” Kata Henry lagi sambil mencoba lepas dari himpitan Zhoumi.

“Kalau kau tak mau, jangan salahkan aku kalau akan terjadi sesuatu pada keempat hyung-mu yang begitu kau sayangi itu.” Ucap Zhoumi dan dengan seketikan gerakan pemberontakan Henry terhenti. Henry memandangi Zhoumi yang tengah  tersenyum padanya.

“Apa yang mau kalian lakukan pada saudaraku” Tanya Henry takut.

“Mungkin keempat saudaraku akan membunuh mereka.” Kata Zhoumi santai.

“Tidak! Jangan, tolong jangan lakukan itu pada saudaraku.” Pinta Henry.

“Baik, aku bisa saja menyuruh mereka tidak membunuh saudaramu itu tapi kau harus mau menjadi istri serta Eomma dari anak-anakku. Bagaimana, kau mau atau tidak?” Tanya Zhoumi dengan senyuman yang sulit diartikan. Henry tampak berpikir keras.

Bagaimana ini? Aku harus jawab apa? Kalau aku menolak pasti dia akan menyuruh saudara-saudaranya untuk membunuh hyung-ku. Dan bisa jadi dia juga akan membunuhku nantinya. Tapi kalau aku terima… ini gila, kenapa aku harus menikah dengannya dan mengandung anaknya. Ada-ada saja, aku kan namja mana mungkin bisa mengandung. Argh… pilihan yang sangat susah. Kata Henry dalam hati.

“Jadi apa keputusanmu, ya atau tidak?” Tanya Zhoumi memastikan.

“Um, Ba-baiklah, aku mau jadi istrimu.” Kata Henry pelan sambil menundukan kepalanya.

“Pilihan yang sangat bagus. Kita lakukan sekarang saja.” Kata Zhomui yang langsung menyerang leher mulus Henry dan meninggalkan sebuah tanda cinta berwarna mereh keunguan disana.

“Uhm… ah… Ber-berhenti dulu.” Pinta Henry. Zhoumi pun menghentikan aksi liarnya tadi. Ia tatap Henry yang sangat polos baginya itu.

“Ada apa?” Tanya Zhoumi.

“Apa yang ingin kau lakukan padaku? Kenapa kau menciumi leherku? Rasanya tak nyaman tahu.” Ucap Henry dengan polosnya seraya mengelus bagian lehernya yang tadi digigit Zhoumi.

“Tentu saja melakukan sex, memangnya apa lagi!” Kata Zhoumi dengan santai tabi cukup membuat Henry shock.

“Se-sex?” Tanya Henry memastikan.

“Iya chagya, hukum di pulau ini, siapa pun yang sudah berhubungan sex maka mereka berdua sah menjadi suami-istri. Dan aku ingin kau secepatnya menjadi istriku.” Kata Zhoumi menjelaskan sambil membelai pipi Henry pelan.

“Ta-tapi…”

“Kenapa? Kau ingin menolak? Kalau begitu bersiap-siaplah kehilangan keempat saudaramu itu.” Kata Zhoumi yang memotong kata-kata Henry dengan cepat.

“Jangan, jangan lakukan itu kumohon. Aku akan menuruti semua kemauanmu tapi tolong jangan sakiti saudara-saudaraku.” Pinta Henry sambil menundukan wajahnya.

“Saudaramu akan baik-baik saja kalau kau menuruti kemauanku, kau mengerti?” Tanya Zhoumi, Henry menganggukan kepalanya pelan, “Bagus kalau kau mengerti. Kalau begitu bisa kita mulai semua dari awal lagi?” Tanya Zhoumi, Henry hanya mengangguk pasrah.

Zhoumi yang melihat angukan kecil Henry langsung mulai melahap leher Henry kembali.

“Argh… ahh….” Erangan Henry mulai keluar dari bibir mungilnya. “Tunggu dulu.” Pinta Henry lagi, dan lagi-lagi Zhoumi menghentikan aksinya.

“Apa lagi?” Tanya Zhoumi sedikit kesal.

“Aku belum tahu siapa namamu. Tidak lucu bukan kalau aku tak tahu nama suamiku sendiri.” Ucap Henry menjelaskan. Ia sedikit takut melihat tampang kesal Zhoumi.

“Panggil saja aku Zhoumi.” Kata Zhoumi.

“Oh, jadi itu namamu. Tidak buruk juga. Kalau begitu gantian aku yang memperkenalkan diri. Namaku…”

“Henry Lau bukan?” Potong Zhoumi, Henry sedikit bingung dari mana Zhoumi mengetahui namanya, “Aku mengetahui semua tentang dirimu bahkan apa yang kau pikirkan saat ini,” Kata Zhoumi membuat Henry kembali kaget, “Aish, sudah jangan tunda-tunda lagi.” Kata Zhoumi yang sudah mau mengerjai tubuh Henry lagi.

“Eits, tunggu dulu.” Cegah Henry lagi dan lagi membuat Zhoumi semakin kesal.

“Apa lagi sekarang?” Tanya Zhoumi dengan nada kesalnya.

“Itu, apa kita mau melakukannya di tempat seperti ini? Apa kau tak punya tempat lain yang lebih nyaman untuk… hum, malam pertama kita? Eh, maksudku siang pertama kita.” Kata Henry malu-malu sambil menundukkan wajahnya dan memainkan ujung bajunya dengan polos. Zhoumi tersenyum menlihat tingkah namja polos di depannya itu.

“Baiklah, baiklah,  aku akan membawamu ke istanaku. Kau akan punya tempat yang nyaman disana.” Balas Zhoumi.

Belum sempat Henry membalas kata-kata Zhoumi, namja tampan itu sudah mengangkat tubuhnya ala bride style lalu membawanya ke dalam kamarnya sendiri dengan sangat cepat bersama angin.

_o0o_ To Be Continue _o0o_

Seme Island – Three – The Youngest Brother – Initial.

One thought on “Seme Island – Three – The Youngest Brother – Initial.

Leave a comment